Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)
RSS

Selasa, 20 November 2012

HIDE & SEEK AT THE MARKET


Sebelumnya, saya mengucapkan permisi kepada sing mbahu rekso blog ini, mbak Vinda. Saya, Mora, datang lagi membuat catatan kehidupan yang saya alami. Kali ini dengan judul cerita petak
umpet di pasar, alias hide and seek at the market. So, please check out..

Hari yang entah kenapa membuat the whole day became a bad day. Pfffttt.... Padahal hari ini kan hari Minggu. Hari yang dinantikan setiap anak sekolahan sampe kuliahan (klo mereka ga ikutan eskul sih). Hari untuk bersantai dan bersenang2. Back to the situation, which is.....

Tadi, tepatnya di pasar tempat gw dan soulmate (emak gw) belanja, ada kejadian yg tak disangka dan ga diduga. Suatu pagi sekitar jam setengah sepuluhan lah, dengan cuaca yang enak gtu, ga panas dan ga mendung, gw beserta soulmate yang amat sangat setia, pergi ke pasar. Tujuan kita adalah belanja buat makan hari ini. Karena kalo kita ga belanja, kita bakal bengong di atas meja makan sambil nyengir2 kelaperan. Gw dan emak  gw pun melangkahkan kaki keluar pintu rumah, eh... ada si cowo tengil yg udah pernah meremukkan hati gw sampe hancur lebur berkeping2 ga ada sisa. Seperti biasa, klo ada gw, walopun dy udah ada di depan gerbang rumahnya dan mau pergi (secara rumah kita berhadap2an), bakalan masuk lagi. Dy kan gtu, selalu pergi sejauh2nya dari apa yang menurutnya adalah suatu masalah.

Tadiny sih gw ga ambil pusing amat ngapa dia masuk lagi ke dalam rumah, paling pura2 ga mau ngliat gw. Gw dan emak gw pun langsung melenggang kangkung ke arah tempat nunggu mikrolet di ujung jalan. Ga lama, mikroletnya datang. Singkat kata, sampailah kita di pasar itu.

Seneng rasanya bisa belanja, bertemu pedagang sayur favorit gw. Haa.... Cuma buat cuci mata (cuci mata kok ama pedagang sayur). Setelah puas beli sayur dan ngegodain pedagang sayur (uupps..), kita pun capcus ke bagian ikan. Lewat lorongnya trus ke tempat jual lele. Abis dari situ, kita ke bagian ikan asin (maklum, emak gw demen bgt beli ikan peda). Nah, dari situlah kejadian hide and seek ini dimulai. (Baru preambule aja udah panjang amat yak!)

Jadi, gw bersama emak gw kan jalan lagi tuh mau nyari sayur lain, ehh... dari ujung, gw liat ada si pentol korek alias cowo tengil depan rumah bersama.... Wow... Jadi ini toh cewenya. Cewe simpanannya di Jakarta.

*Klo mo tau, dia tuh playboy sejati. Menurut orang-orang dekatnya, dia udah punya cewe di kampung, bahkan mereka udah mau nikah, but u know whadd?? Di Jakarta, di tempat kerjanya sendiri, dy punya cewe simpanan. Yah... mungkin diam2 dia merindukan punya seseorang di dekatnya dia kerja dan tinggal kali. Dy ga mau yg jauh2. Maklum lah... anak muda.

Cewe yang di Jakarta ini tadi berbaju ungu dengan rambut panjang tergerai. Klo diliat2 c biasa aja, agak pendek rasanya dibandingkan gw (Trus?!).  Based on my feeling, dy tau dan ngliat gw beserta emak gw. Gw, karena lebih tinggi dari emak gw dan bisa memantau keadaan, langsung bilang ke emak gw, “Ma, ada c kunyuk”.
*Kunyuk adalah panggilan buat orang2 yang nyebelin di mata keluarga gw. Kasar c dalam bahasa Jawa, kunyuk itu artinya monyet.

Dan emak gw udah tau dari air muka gw kali dan dia kemudian bilang,” yaudah, yuk kita jauh2 dari mereka”. Jadilah, mereka di ujung, kita buru2 ke ujung yang lain. Dia di sana, kita udah siap2 ke daerah lain. Mata gw terus waspada, males bgt papasan langsung ama mereka. Paling c cowo itu langsung melengos, membuang mukanya. Klo ga pura2 liat ke arah lain, padahal dy juga waspada. I know it. Mereka udah hampir deket tempat kita transaksi dengan penjual daun katuk, kita langsung ambil jalan lain ke tempat yang dipastikan clear dari mereka.Pokoknya tuh, ga ada deh lengah. Stay away from them lah tadi tuh. Berasa main petak umpet.

Setelah sekitar 15an menit, kayana c, kita berniat pulang. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Ujan gedeeee banget turun dari langit. Seolah2 semua yg ada di langit turun ke bumi (lebai abis). Ditambah petir yang gede2. Pupus sudah harapan pulang. Mo jadi apa kita? Payung aja ga bawa. Eh... kok ya... ada tuh c cowo tengil bersama pasangannya di deket kita berteduh.. Astageee.... huh... Udah djauh2in kok tetep aja mau deket.
Dy ngliat gw, gw liat dy. Jaraknya agak jauh lah sekitar 1 meter. Itu jauh apa kaga c?!
Gw dan emak cuek aja. Gw tengok lagi ke arah dy berdiri, masih ada. Ada kali berkali2 tengok, dan akhirnya dy pun pergi. Pffiiuuuhh....!
Kita duduk bentar deh karena capek berdiri di tangga. Yah.. sekitar 10 menitan disitu, kita beranikan diri buat pulang. Walau banjir setinggi betis menghadang, kita terus lewati ajah. Mau naik mikrolet ternyata mikroletnya lagi dibenerin. Mogok rupanya mikrolet itu. Yaahh... kita pun naik yang lain, yaitu metromini. Sampe deh di dekat rumah, banjir bo! Setinggi lutut. Kita tetap menerjangnya. Mana susah banget yak jalan di dalem air itu. Sepiiii banget jalanan deket rumah gw. Sampailah gw di rumah. Bersih2 badan. Hah!! Capek banget...

Capek hati. Capek body. Entah apa yang membuat gw semakin benci ama dia. Rasanya ga sukaaa banget ngliat dy. Apalagi pas dy bawa2 cewenya. Dia itu seakan2 berani mempertontonkan siapa wanita yang sedang bersamanya kepada seluruh dunia. Gimana perasaan cewenya yg mau dinikahin di kampung nun jauh di Jawa Tengah sana? Gw aja yang cuma 2 bulan deket (hts-an doang c) dan akhirnya merasa tercampakkan, ngrasa mendidih bahkan sampai detik gw nulis ini kisah. Menurut emak gw, gw itu CEMBURU.

Ya ampun... setelah sekian lama, masih ada rasa itu. Padahal gw tau dy itu orang yang ga baik buat cewe manapun. Karena gelagatnya di awal sopan banget dan meluluhkan hati setiap mata yang memandang. Tapi begitu ia dideketin he’s changed into someone different. He’s turned into someone who’s really arrogant ang he isn’t polite anymore to people older than him. He doesn’t respect the older people. Dia melukai hati gw beserta ortu gw, meremukkannya, dan meninggalkannya begitu aja. Salah gw juga c dulu. Tapi.... He isn’t suppossed to be like that. Sikapnya itu unexpected.  
Cewek baik itu untuk cowok baik, sedangkan sebaliknya untuk cewek yang ga baik bakal dapet cowo yang ga baik juga.
   

Senin, 19 November 2012

Kutipan dari galaksi kinanthi...

Begini cara kerja sesuatu yang engkau sebut CINTA..

Engkau bertemu seseorang lalu perlahan-lahan merasa nyaman berada di sekitarnya.
Jika dia dekat, engkau akan merasa utuh dan terbelah ketika dia menjauh.
Keindahan adalah ketika engkau merasa ia memperhatikanmu tanpa engkau tahu.
Sewaktu kemenyerahan itu meringkusmu, mendengar namanya disebut pun menggigilkan akalmu.
Engkau mulai tersenyum dan menangis tanpa mau disebut gila.


Berhati-hatilah..

Kelak, hidup adalah ketika engkau menjalani hari-hari dengan optimisme.
Melakukan hal-hal hebat, menikmati kebersamaan dengan orang-orang baru.
Tergelak dan gembira, membuat semua orang berpikir hidupmu telah sempurna.


Sementara, pada jeda yang engkau buat bisu, sewaktu langit meriah oleh benda-benda yang berpijar, ketika sebuah lagu menyeretmu ke masa lalu, wajahnya memenuhi setiap sudutmu.
Bahkan, langit membentuk auranya.
Udara bergerak mendesaukan suaranya.Bulan melengkungkan senyumnya.

Bersiaplah..


Engkau akan mulai merengek kepada Tuhan.
Meminta sesuatu yang mungkin itu telah haram bagimu.


Sudahlah..

Aku sudah tidak punya doa untukmu..

Selesai. Tuhan sudah terlalu baik. Tidak pantas aku merepotkan Dia terus menerus. Bukankah sudah hampir 2 tahun kau sibukkan aku dengan doa-doa sebelum tidur?

Lanjutkan hidupmu. Namun, aku tak akan meminta izin jika sewaktu-waktu ingin menggambar wajahmu. Aku harap bukan dengan air baru. Aku bosan. Penyiksaan itu telah menua. Ketika setiap ingatan tentang engkau mengubah keceriaan.

Aku tak menjanjikan apapun . Tidak, bahwa aku akan melupakanmu atau malah mengabadikan tawamu. Bukankah sejak namamu ada di kepalaku,  aku pun tidak pernah berkata apa-apa?

Langit adalah arenamu, terbanglah. Aku tidak akan berkata apa-apa. Ini bukan sebuah pengorbanan. Sebab, aku memang tak pernah merasa berhak atasmu. Engkau akan selalu menjadi keajaiban bagiku. Bahkan diammu, dulu.

Terima kasih, karena engkau pernah menangis untukku. Aku tidak pernah bertanya dan engkau pun membiarkannya sebagai misteri. Mengapa harus berkaca-kaca? Hanya sekali, itu sudah cukup untuk membangun surga di mimpiku. Engkau tak harus tahu, penjaraku membuat setiap jeda napasku adalah kebuntuan.

Apa di masa depan, biarkan.

Bahkan, engkau akan tetap remaja, meskipun usia kita kelak telah menua. Aku yang berdosa. Bahkan, mengingatmu mungkin…adalah dosa. Namun, bukankah kau tahu, aku terlahir dengan seragam dosa?

Ah, aku ingin berbagi mimpiku dulu. Aku hanya butuh sepotong sore yang tenang, angin sepoi, dan helaan pada pucuk-pucuk ilalang. Kita menikmati matahari dan sinarnya yang kelelahan. Namun, mimpi itu tak akan menyata, meskipun aku memiliki surga.

Kematian tidak akan pernah menyatukan. Ini aku, gadis kecil yang engkau tahu dulu.  Tidak pernah benar-benar beranjak dari waktu itu. Aku terperangkap, mungkin selamanya.

Namun, tak perlu kau pikirkan itu. Aku sudah terbiasa dengan ini. Aku tidak akan apa-apa. Tuhan sudah membekaliku dengan baik. Lewat engkau, Dia memang menjajahku. Namun Dia sudah mengguyuriku dengan kesenangan lain. Meskipun aku benar-benar butuh surga untuk menggantikanmu.

Jadi, sudahlah. Aku tidak lagi punya doa buatmu. Waktu punya caranya sendiri melewatkan segala ini.

Sudahlah..mengepaklah.